HIPNOTERAPI UNTUK LESBIAN
Dewi, 24 tahun.
Semarang
Jawab:
Dear
Mbak Dewi.
Terima
kasih atas kesediaannya bertanya dan berbagi via chatt facebook dengan saya dan
terima kasih juga telah bersedia dengan suka rela hasil dari chatt ini saya
tulis di blog atau websiute Griya Sang Hipnotis.
Langsung
saja Mbak Dewi.....
Ada
berbagai macam cara penyembuhan terhadap kelainan orientasi seksual, termasuk
lesbian. Namun disini saya akan kenalkan satu cara yang sederhana dam mudah
untuk dipraktekkan.
Sebelum
saya memberikan satu solusi terapi tepat untuk mengatasinya, terlebih dahulu kita
harus tahu bagaimana seseorang bisa mengalami kelainan seksual, termasuk
lesbi.
Lesbian
bisa terjadi karena dua hal. Yang pertama egodistonik, egodistonik adalah
mereka (lesbian) memang terdapat perbedaan sejak lahir. Dan yang kedua
egosintonik, egosintonik adalah mereka (lesbian) yang memilih menjadi lesbian.
Egodistonik
disebabkan karena adanya kelainan secara biologis, baik secara kromosomal
maupun sebagian organ otak. Contohnya: mereka mengalami sindrom klinefelter.
Perempuan yang kelebihan kromosom laki-laki sehingga secara fisik dan psikis
memiliki ciri laki-laki. Sementara egosintonik adalah mereka tanpa kelainan
biologis, namun “memilih” menyukai sesama jenis. Memilih menyukai sesama jenis
bisa secara sadar dan tidak sadar. Secara sadar mungkin karena pengaruh trend
dan secara tidak sadar mungkin karena pengaruh pola asuh dari orang tua atau
trauma psikis tertentu.
Trauma
psikis atau pola asuh tak jarang justru menimbulkan kelainan pada biologis otak
karena otak terus berkembang seperti halnya otot bisa dilatih atau dibiarkan.
Oleh
karena itu dengan prinsip dasar diatas, maka secara garis besar penanganan
lesbian dibagi menjadi dua macam:
- Terapi Biologis: terapi ini terdiri dari terapi sulih hormon, operasi rekonstruksi organ, transplantasi organ hormonal atau obat-obatan.
- Terapi Psikis: Terapi ini berupa konsultasi dan latihan-latihan terpadu untuk menghilangkan trauma psikis di masa lalu. Misalnya terapi hipnosis (hipnoterapi), terapi kognitif prilaku (CBT) dan sebagainya.
Demikian
jawaban saya, semoga bermanfaat.
Terima
kasih..................