SHOLAT KHUSUK DENGAN METODE HIPNOSIS
Suatu
hari di saat saya sedang mengisi sebuah acara training ilmu pemberdayaan diri,
tepatnya ilmu “Hipnotis”, para peserta antusias mendengarkan dan
mempraktekkannya. Para peserta merasa yakin setelah mendengarkan penjelasan
atau pemaparan dari saya mengenai tentang rahasia hipnosis, bahwa pada
hakikatnya untuk memasuki kondisi trance (tidur hipnosis), seseorang harus
fokus kepada sesuatu hal.
Disela-sela
acara training, ada suatu pertanyaan dari salah satu peserta training yang
cukup menarik untuk kita bahas dalam artikel saya kali ini, pertanyaannya
adalah “Bisakah seseorang saat melakukan ritual ibadah sholat masuk dalam
kondisi trance (terhipnosis), dengan trance pastinya seseorang akan mencapai
kekhusyukan sholat yang sangat luar biasa??? Saya katakan kepadanya “tentu saja
sangat bisa” dengan memberikan beberapa keterangan atau penjelasan.
Dalam
artikel kali ini, saya ingin menulis jawaban dari pertanyaan diatas secara
lebih detail dan komprehensif, hal ini saya maksudkan agar Anda para pembaca mengetahui
salah satu manfaat positif dari “ilmu hipnotis”.
Dari
beberapa literatur yang perna saya baca mengenai tentang sholatnya Nabi dan
para sahabatnya, saya mengambil kesimpulan bahwa sholat Nabi dan juga para
sahabatnya masuk kondisi trance. Bahkan ada salah satu riwayat yang
menceritakan tentang kekhusukan sholatnya sahabat Nabi yang bernama Ali bin Abi
Tholib.
Di
riwayatkan dalam suatu peperangan, sayyidina Ali bin Abi Thalib terpanah pada
salah satu anggota tubuhnya. Kemudian panahnya dicabut akan tetapi anak panahnya
masih tertinggal didalam bagian tubuhnya. Para sahabat mengatakan bahwa untuk
mengelurkan anak panah tersebut dari tubuh beliau maka sebagian tubuhnya harus
dilukai atau dibedah, jika tidak dilakukan maka anak panah itu tidak bisa
diambil.
Ali
bin Abi Thalib lalu berkata: ”bila aku ditengah menjalankan sholat maka
keluarkanlah anak panahnya”. Sayyidana Ali lalu menjalankan sholat lalu
para sahabat segera membedah anggota tubuhnya dan mengeluarkan anak panah
tersebut dari tubuh sayyidina Ali. Sungguh meski demikian, sayyidina Ali bin
Abi Thalib tidak berubah dalam menjalankan sholatnya.
Ketika
beliau selesai solat, sayyidina Ali berkata: ”mengapa kamu tidak
mengeluarkan anak panah itu? Para sahabat menjawab : "sungguh telah
kami keluarkan anak panahnya". (Irsyadul 'Ibad Ila Sabilir rosyad, hal
51).
Apa
yang dialami oleh Ali bin Abi Thalib merupakan kondisi anasthesi (tidak
merasakan sakit saat anak panah dicabut dari tubuhnya). Dalam dunia hipnosis
hal ini (anasthesi tanpa obat bius) bisa dilakukan saat seseorang dalam kondisi
trance hipnosis.
Barangkali
timbul pertanyaan dalam benak diri Anda, kapan kita bisa sholat khusuk seperti
Sayyidina Ali? Sakit yang parah tidak terasa ketika sudah menghadap Tuhan Sang
Kuasa.
Saya
pribadi pun masih terus belajar dan berusaha, menelaah ilmu yang saya dapatkan
dan kemudian mempraktekkannya. Setidaknya ini yang kemudian saya dapatkan.
Dalam pandangan saya pribadi, seseorang sangat mungkin mengalami kondisi trance
(khusuk) dalam sholatnya, apabila menekankan tiga aspek dari sholat itu
sendiri, yaitu:
Power
of Niat
“Innamal
A’malu Binniyat” Sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung
pada niat. Dari cuplikan hadits diatas, kita mengetahui betapa pentingnya niat
dari sesuatu amal perbuatan. Niat termasuk salah satu dari rukun sholat, ini
artinya apabila sholat dilakukan tanpa niat maka sholatnya tidak sah.
Lantas
apa yang disebut dengan niat? Secara bahasa “niat” artinya “al-qashdu” (keinginan
atau tujuan), yang dijelaskan oleh ulama malikiah adalah keinginan seseorang
dalam hatinya untuk melakukan sesuatu”. Imam Nawawi mengatakan, bahwa niat
adalah bermaksud untuk melakukan sesuatu dan bertekad bulat untuk
mengerjakkannya.
Saya
sudah niat sebelum sholat, tapi kok ya masih belum bisa khusuk? Barangkali itu
pertanyaan Anda.
Oke
marilah kita cermati dan teliti dengan seksama, apakah yang Anda lakukan dalam niat
merupakan niat yang berangkat dari hati yang ikhlas. Niat sholat harus dimaknai
sebagai kebutuhan seorang hamba pada Sang Khalik seperti layaknya Anda
membutuhkan makanan dan minuman. Bukan karena faktor kewajiban sebagai seorang
hamba semata dan bukan pula karena faktor takut atas azab-Nya.
Power
of niat dalam sholat ini selaras dengan ilmu hipnosis. Ilmu hipnosis
menjelaskan bahwa salah satu syarat seseorang untuk bisa memasuki kondisi
trance hipnosis adalah ia harus bersedia secara sukarela. Bersedia secara
sukarela juga bisa diartikan sebagai niat ikhlas yang dikerjakan dengan
bersungguh-sungguh.
Mungkin
timbul pertayaan dalam pikiran Anda, apakah untuk memasuki kondisi trance
hipnosis seseorang harus bersedia secara sukarela? Padahal kalau saya lihat
beberapa tayangan hipnosis ditelevisi, tidak ada persetujuan antaran Sang Hipnotis
dan Sang Suyet.
Kalau
Anda ingin jawaban dari pertanyaan ini, maka ikuti kelas pelatihan hipnotis
hipnoterapi yang saya adakan disetiap bulannya dan akan saya kupas tuntas
tentang jawabannya.
Power
of Fokus
Rasulullah
tidak mengalihkan pandangannya dari tempat sujud (dalam shalatnya)" H.R.
Baihaqi.
Ternyata
Nabi Muhammad telah memberikan pembelajaran cara fokus dalam sholat dan inilah
salah satu bukti hadits yang secara tidak langsung mengajarkan kita untuk fokus
pada satu titik saat kita melaksanakan sholat.
Jika
para pembaca merasa bahwa dalam sholatnya masih belum bisa fokus, maka mulailah
dari sekarang mempraktikkan cara Nabi yakni dengan memfokuskan pandangan mata
ke arah sujud pada setiap gerakan dalam sholat, kecuali ketika memasuki tahiyat
akhir, ada beberap riwayat dimana Rosulullah memindahkan fokus pandangkan kedua
matanya ke arah jari telunjuk yang diacungkan kedepan.
Hal
ini juga diajarkan dalam ilmu hipnosis, bahwa untuk mencapai kondisi trance
hipnosis salah satu syaratnya adalah seseorang harus memiliki kemampuan fokus.
Diperlukan daya fokus untuk masuk kondisi trance hipnotis, sehingga mudah untuk
menerima sugesti hipnosis. Ini sama halnya dalam sholat, diperlukan daya fokus
untuk masuk kondisi khusuk dalam sholat, tentunya untuk mempermudah penghayatan
dan perenungan dalam setiap bacaan dalam sholat sehingga mendapatkan kenikmatan
dalam sholat.
Memahami
Komunikasi
Dalam
sholat, ada banyak bacaan yang harus kita baca, mulai dari gerakan takbiratur
ihram sampai dengan takhiyatul akhir. Dan alangkah indahnya ketika kita membaca
atau mendengar diantara bacaan-bacan dalam sholat membuat kita semakin hanyut
dan memaknai kata setiap katanya. Untuk mencapai kondisi khusuk dalam sholat,
setidaknya kita harus mengerti maksud dari bacaan-bacaan dalam sholat.
Bagaimana bisa mencapai kondisi khusuk, kalau tidak memahami isi dari bacaan di
dalam sholat.
Saya
akan ilustrasikan mengenai hal ini (memahami komunikasi) agar Anda lebih mudah
memahimnya, bayangkan Anda mempunyai seorang kekasih yang merantau ke negara
arab dalam jangka waktu yang lama, karena jarak yang jauh dan lama terpisah tentunya
membuat kekasih Anda merindukan diri Anda, untuk mengobati rasa rindunya ia
mengirim sepucuk surat atau mengirim SMS untuk mengungkapan rasa rindunya
kepada Anda, namun sayangnya ia menulis surat atau mengirim SMS dengan
menggunakan bahasa arab, ia lupa kalau Anda tidak mengerti bahasa arab. Tentunya
Anda akan dibuat bingung dengan isi surat dari kekasih Anda, dan tentunya pula
Anda tidak bisa merasakan sentuhan cinta dan rindu dari setiap tulisan, kata
perkata, kalimat perkalimat dari goresan tangan kekasih Anda.
Berbeda
halnya kalau kekasih Anda menulis surat atau mengirim SMS dengan pola bahasa
yang dimengerti oleh Anda, Anda akan merasakan cinta dan rindu dari sentuhan
goresan tinta yang ditulis oleh kekasih Anda, bahkan sangat memungkinkan Anda
akan merasa ikut terhayut dalam setiap bait tulisannya yang membuat diri Anda menjadi
merinding dan menangis ketika membacanya.
Hal
ini juga berlaku dalam ilmu hipnosis, seseorang tidak akan bisa memasuki
kondisi trance hipnosis apabila ia tidak memahami komunikasi dari Sang Penghipnotis.
Dan satu hal lagi yang sama, yakni sugesti hipnosis harus diulang-ulang agar
seseorang lebih mudah memasuki fase trance hipnotis, ini sama halnya bacaan
sholat yang harus diulang-ulang, dengan maksud untuk mencapai kondisi khusuk.
Saya cukupkan sampai disini, mudah-mudahan
melalui artikel ini membawa perubahan bagi Anda para pembaca untuk lebih mudah
memasuki kondisi khusuk dalam sholat dan tentunya masih banyak teknik hipnosis
untuk mengkondisikan khusuk dalam sholat yang masih belum sempat saya tulis
dalam artikel ini, semoga dilain waktu saya bisa meluangkan waktu untuk
menuliskannya kembali. Amin