Kekuatan
Hipnotis berkaitan erat dengan daya cipta pikiran, yang mana kekuatan ini mengoptimalkan
pikiran bawah sadar/ otak kanan (Sub-Conscious). Artikel ini barangkali berbeda dengan
artikel-artikel hipnotis atau sejenis lainnya, karena dalam artikel ini kami akan
membahas dari sisi yang berbeda. Membahas pikiran bawah sadar/ otak kanan dalam
perspektif Islam.
Mengutip kalimat dari kitab risala
al-mu'awwanah : “tafakkuru sanatin khoirum min ibadatu sanatin” (Karya.
Abdullah bin alawi al-attas).
Efek samping dari berfikir sungguhlah dasyat terasa. Segala sesuatu dan dalam apapun itu akanlah sangat berarti dan berharga jika semua itu diperdanai oleh aktifitas berfikir. Akal adalah raja diraja dalam kerajaan tubuh kita.
Tuhan menciptakan kekuatan yang luar
biasa dalam diri manusia, yang membedahkan dengan makhluk yang lainnya.
"Al-Insan Hayawan Natiq" (manusia adalah hewan yang berpikir)
Berpikir adalah salah satu atribut dan karakter yang melekat pada makhluk yang bernama manusia.
Berbahagialah, orang yang bisa mendayagunakan secara optimal kemampuan yang dianugerahkan Tuhan ini untuk kemaslahatan umat manusia. Dan berbahagia pula orang yang memiliki keleluasaan berpikir tanpa harus dihujani berbagai macam "ultimatum" yang mengkondisikan dia untuk "memodifikasi" dan "mengkamuflasekan" buah pemikirannya.
Islam merupakan agama yang menstimulus otak kanan manusia
menjadi berfungsi. Betapa tidak, ketika kita mencoba memahami bagaimana
pergantian malam dan siang terjadi, seperti dijelaskan dalam Al Qur’an, tentu
diperlukan daya imajinasi untuk bisa merasakan kebesaran Tuhan dalam
menciptakan alam semesta, menumbuhkan aneka tumbuhan, dan bagaimana Sang Khaliq
menurunkan hujan.
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan
silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang
berakal, yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau
dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan
bumi seraya berkata: “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan
sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka” (Qs. Ali Imran
190-191).
“Tanpa bantuan imajinasi(otak kanan), kita tidak
sanggup melihat dan merasakan langsung tanda-tanda yang dimaksud, dan tidak
sanggup memikirkan penciptaan langit dan bumi”.
Bahkan dalam hadits Nabi dikatakan: “Sembahlah
Tuhan-Mu seakan-akan engkau melihatnya, dan apabila kamu tidak sanggup
melihat-Nya, maka yakinlah bahwa Allah melihat kamu.”
Sangat jelas dalam hadits ini, perintah untuk
seolah-olah melihat Allah dalam shalat adalah pekerjaan imajinasi atau
kemampuan “membayangkan.”
Seperti kita ketahui, sepertiga dari ayat-ayat suci
Al Quran adalah bercerita tentang kisah jaman dahulu dan banyak menggunakan
kata perumpamaan: seakan-akan, seperti, yang tentunya membutuhkan daya
imajinasi yang kuat. “Tahukah Anda kalau daya imajinasi adalah tanggungjawab otak
kanan/ alam bawah
sadar ?”.
Sungguh hal ini salah satu bukti bahwa Islam adalah
agama yang sempurna.
Saya cukupkan sementara sampai disini artikel
tentang kekuatan hipnotis (alam bawah sadar dalam perspektif Islam), Dan dalam artikel singkat ini kami belum bisa
menguraikan secara detail, semoga saja dalam kesempatan yang lain, ada waktu
untuk mengupasnya lebih dalam dan sistematis.