HIDUP INI TERGANTUNG PRASANGKAMU
Aku Allah mengikuti prasangka hambaku. Sesuai prinsip ilahiyah ini, berarti apa yang kita percayai atau apa yang
menjadi prasangka kita maka itu yang terjadi. Maka berhati-hatilah ketika kita
merasa bahwa kehidupan yang kita jalani berada di bawah, jangan sampai
kegalauan kita menimbulkan prasangka kepada Allah “bahwa Dia sedang menguji
kita” sehingga Allah berprilaku menjadi “tidak bermurah lagi dan terus memberikan
ujian dan ujian” kepada kita tanpa ada kata lulus. Sekali-kali jangan ada
sedikitupun terbesit prasangka demikian, karena dengan berprasangka demikian
maka justru hal itu yang menjadi kenyataan yang kita rasakan terjadi dalam
kehidupan kita.
Oleh karena itu, ketika kita merasakan roda kehidupan
ada di bawah. Misalnya pendapatan hasil pekerjaan kurang dari yang kita
harapkan, ekonomi (keuangan keluarga) mengalami krisis sedangkan kebutuhan
meningkat, atau sedang ada problem rumah tangga, maka selayaknya kita justru
meningkatkan kesadaran diri “bahwa Allah sedang mempersiapkan segal hal yang
akan lebih baik lagi keadaannya”. Perlu diingat prinsip roda, jika suda
terletak dibawah pasti babak berikutnya roda akan naik ke atas, hal ini lumrah
dan biasa dalam kehidupan (sunnahtuallah).
“Allah Maha Pengasih dan Penyayang”, jadikan kata-kata
ini tidak lagi sebatas keyakinan semata, tetapi LIHAT dan SAKSIKAN sendiri ini
adalah fakta. Dalam bahasa agama disebut bahwa keyakinan yang baik adalah
menjadi seakan-akan menyaksikan fakta. Keyakinan yang baik bukan sekedar yakin
namun itu fakta, faktual dan bukan lagi asumsi keyakinan semata, maka hal
tersebut disebut keyakinan yang sudah ainul yaqin.
Maka ketika kehidupan kita lagi terasa berada di
bawah, maka saksikan bahwa Allah Maha Pengasih dan Penyayang. Dan jika kita
sudah bisa berasaksi demikian maka pertolongan-Nya sungguh sangatlah dekat
dengan kita, karena apa yang kita persaksikan atau apa yang menjadi prasangka
kita itulah yang akan diijabah oleh-Nya. Amin............